Kegagalan Baik Bagi Bisnis

56
Tangan menghentikan domino agar tidak roboh (Shutterstock)
Tangan menghentikan domino agar tidak roboh (Shutterstock)

Tidak ada seorang pun yang mau gagal. Namun, saat pebisnis sukses menceritakan perjalanan mereka, biasanya mereka memulai dengan bercerita tentang kegagalan.

Salah satunya adalah Julie Wainwright. Julie adalah dirut Pets.com, sebuah rintisan internet yang gagal saat melalui gelembung teknologi informasi pada 2000. Menurut Julie, kegagalan membuat kita semakin gigih, dan menyadarkan bahwa kita sebenarnya kita “lebih kuat, lebih ulet, dan lebih berani … dari yang kita kira.”

Setelah pengalamannya di Pets.com, Julie sukses mendirikan perusahaan pakaian daring. “Setelah Anda melalui kegagalan, berarti Anda berhasil menghadapi ketakutan terbesar Anda. Sisi lain dari kegagalan menghilangkan ketakutan akan kegagalan.”

Penulis J.K. Rowling juga pernah mengatakan bahwa, sebelum ia meraih sukses melalui buku-buku Harry Potter, kegagalan membantu membentuk dirinya. “Kegagalan berarti menghilangkan hal-hal yang tidak perlu,” kenangnya. “Saya terbebaskan karena ketakutan terbesar saya telah terjadi, dan saya bisa melewatinya. … Titik terendah itulah yang menjadi landasan saya untuk membangun kembali hidup saya.”

Kisah-kisah kegagalan merupakan inspirasi bagi industri teknologi. Perusahaan-perusahaan yang pernah gagal justru berlomba-lomba untuk menceritakan kisah mereka dan pelajaran yang mereka petik.

Astro Teller, direktur perusahaan moonshot Google X, bahkan memberikan bonus untuk mendorong agar para karyawannya gagal. “Perusahaan moonshot adalah tempat yang tidak keruan. Namun, alih-alih menghindarinya, kami menjadikan kondisi ini kekuatan kami. Kami menghabiskan waktu memecahkan objek dan mencoba membuktikan bahwa kami salah.”

Dalam acara TED Talk baru-baru ini yang membahas manfaat yang tidak terduga jika kita merayakan kegagalan, Astro mengatakan bahwa ia mendorong para karyawannya untuk menerima kegagalan, karena kegagalan memaksa kita untuk mengubah perspektif kita, karena “kadangkala, mengubah perspektif lebih bermakna dibandingkan menjadi orang yang pintar.”

Apa Anda tertarik untuk menjadi wirausaha? Bergabunglah di Global Entrepreneurship Week.